Pages

December 06, 2012

Amanah Dulu, Kini, dan Nanti

Bulan Desember ini ada suksesi UmmiS Corner sekarang bernama MoMMee. Aku kemudian ditunjuk untuk menjadi salah satu pengurusnya, gak tanggung-tanggung amanahnya adalah Sekjen, alias wakil ketua yang merangkap sekretaris sebagai pusat data dan informasi (pusdatin). Entah apa pertimbangan mereka, padahal aku gak datang ketika suksesi berlangsung (lagi sakit waktu itu). Aku kemudian nanya ke suami boleh kaaah? Seperti biasa suamiku memberikan berbagai pertimbangan ini itu, intinya berat hati sebenarnya membiarkan aku banyak kegiatan. Khawatir aku kecapean lah, anak-anak terabaikan lah. Padahal kan urusan ini juga supaya nambah pengetahuan mendidik anak. Setelah nego-nego akhirnya disetujui, walau dengan catatan kalau disuruh berhenti harus berhenti. Ya sudahlah untuk hal ini biarkan berjalan dulu, semoga gak terlalu sibuk.

Sepekan sebelumnya aku mengikuti acara pelatihan kearsipan, ternyata pendataan itu memang sangat penting, penjelasan empiris mengenai penanggalan dan pentingnya data deskriptis jelas, hingga statistik seperti sensus merupakan alat utama yang bisa dijadikan pedoman penentuan kebijakan. Walaupun aku ikut pelatihan ini bukan dalam hal data-data yang rumit-shophisticated, tapi ternyata esensi pentingnya data begitu lugas tersampaikan oleh sang pembicara. Terlebih lagi di dunia yang serba mudah saat ini. Pertukaran informasi melesat di berbagai jaringan dunia maya, terkirimkan dan tersebar luas dalam waktu hitungan detik.

Teringat beberapa bulan jelang pernikahan adikku. Aku ternyata paling banyak menyimpan data di rumah mama. Mulai dari kertas bahan kuliah, kertas rapat lembaga formal, sampai kertas yang sifatnya private & confidential. Mama sengaja nunggu aku yang beresin, di samping banyak bingun juga kalau ngebuangin, karena gak tahu mana yang penting & bukan. Jadi beberapa minggu di rumah mamah agendanya beberes arsip >.<. Aku bingung mau dikemanakan tuh tumpukan kertas. Karena buku-buku aja tak tersimpan baik di rak, sudah gak muat. Kalaupun kertas-kertas dikiloin (jual ke tukang loak) rasanya tak semudah itu membuang data yang dulunya sangat berharga. Di sisi lain memang data ada nilai expirednya ya-max 3 tahun-lah harus di update. Jadi sebenarnya sah-sah saja aku membuang semua tumpukan kertas-kertas itu. Tapi hingga saat ini masih tersimpan dengan klasifikasi masing-masing di kardus rumah mamaku. Hanya ada beberapa yang dibuang, itu pun aku giling pakai mesin penghancur kertas pinjam ke kantor.

Sambil dipikir, ternyata dari dulu amanah yang dekat denganku soal arsip dan kepemimpinan. Dari SD bahkan hingga SMA aku seringnya jadi sekretaris atau bendahara. Di kelas atau organisasi. Di sisi lain kadang jadi ketua, ya beberapa kali lah. Terkait dengan amanah ini, aku kadang berpikir kenapa sih kadang dalam suatu komunitas, ada orang yang nganggur, padahal teman-teman lainnya ketumpukan amanah. Ternyata seperti yang suamiku bilang dan khawatirkan terhadap terlalu sibuknya diriku, orang yang dipercaya dalam suatu amanah pasti akan berkelanjutan dengan amanah lainnya. Bisa dalam satu tempat yang sama, atau yang lainnya. Buktinya aku, sepekan lalu jadi pj arsip, pekan depan jadi sekjen, eh sekarang nih baru dapat telpon dan SMS disuruh jadi cyber army (apalah itu) dengan tempat organisasi yang berbeda-beda. Tambah asem aja dah tampang suamiku. Tapi so far mendukung sih, semoga bisa berjalan tawazun dah dan aku gak teparrrr.

Pernah ada ustadzah cerita, memang Allah akan selalu menyibukkan  manusia yang memegang amanah dengan kelanjutan amanah lainnya. Begitu juga sebaliknya, jika ada orang yang nganggur gak dapat amanah, ya dia bakalan gitu-gitu aja. Atau kadang bilangnya aktif di sini, eh pas di sana bilang, aktif di sono. Jadi banyak alasan padahal ternyata gak ada di mana-mana namanya doang tapi nihil kinerja. Hahaha fenomena klasik yang tiba-tiba teringat kembali dalam dunia organisasi. Hikmah dari hal ini adalah Allah akan menjaga orang yang amanah dengan kesibukan yang senantiasa positif. Waktu-waktunya menjadi produktif. Coba saja lihat orang santai biasanya lulus kuliahnya lama, skripsi terbengkalai. Tapi yang ikut organisasi lulusnya cepet karena bisa jadi dia sudah terbiasa mengatur waktunya atau biasa deadline (haha gue banget).

Jadi saat ini sekarang ketika statusku menjadi istri dan ibu dari 2 orang balita, amanah tetap saja ada. Padahal mau dikurangi ternyata malah nambah, karena pernah datang suatu forum sekali-sekali doang, dan sebelumnya mendapat amanah yang biasa saja. Yaaah, berharap saja bisa tetap menjadi orang yang bermanfaat, menambah ilmu, dan berharap Allah senantiasa menjagaku dengan berbagai amanah hidup.

Keep amanah^^ 

No comments:

Post a Comment