Pages

October 01, 2015

How are You?

Waduuh dah lama ternyata ga bebenah 'rumah' ini. Terakhir posting bulan Maret :p sebelum lahiran. Taaddaaa, yes now I'm mother with 3 kiddos, new routines schedule, new busy day, and new amazing life oh yeaaaah (*_*) mau bikin mata yg icon lope2 ga ada :p

So, mau nulis apa ya jadi. Mau dirapel semua bulan ada artikel, di mana settingnya ya? hahaha. Nanti aja deh sekalian ya.

Selain mau update tulisan soal mengurus bayi (more experience) walau bukan new, tapi kayak baru punya bayi 1 kayak dulu lahir si Kakak. Selain itu mau update, beberapa kreasi dapur bento bekal Kakak sekolah. Sekarang saya punya waktu lebih lama utk bekreasi karena catering siang dianter jam 11, sekalian jemput si Abang. Truuuusss... apalagi ya, sama mau hahahihi aja deh.

Per hari ini tepat sebenernya ga langganan koran lagi, hiks. Bukan apa-apa, ada pertimbangan budget lain dulu nanti insya Allah langganan lagi. Kesian aja sama bapak loper sebenernya. Walau seringnya tuh koran numpuk aja, jarang dibaca. Padahal sekalinya baca bisa memunculkan banyak ide-ide ulasan sospol yang lumayan untuk saya tulis lah atau ide fotografi buat si Mas.

Di samping itu kesibukan lain sebenernya adalaaaah lagi update web MoMMee... dan beberapa kesibukan offline yeee. Ya sudah lah nih blog ga diurusin.

Oke deh, besok-besok saya targetkan minimal 1 bln/sekali nulis di sini. Di samping kewajiban lain untuk posting di www.MoMMee.org yang buatan wordpress. Saya jadi belajar dikit-dikit lah dan memang rada beda dengan settingan di blogspot ini. See u ;)

March 22, 2015

Bakso Kuah Praktis

Bbbrrrrr... hujan-hujan gini enaknya nge-bakso. Pas banget ada stok daging rawon di freezer & bakso merk SB (d.h. Kebon Jeruk) di chiller. Rencana juga mau di bawa aja jadi bekal anak-anak ke sekolah. Alhamdulillah ada wadah bento box oleh-oleh dari Jepun yang bentuknya mangkok dan bertingkat. Siip lah.


Bahan yang disiapkan a.l.:

  • Kuah: rebus kaldu sapi (bisa menggunakan daging rawon, atau tulang kaki sapi). Ini banyak di tukang daging pasar tradisional. Bisa beli potongan tulang dikit aja, dulu sih 5 ribu-an harganya.
  • Bakso yang sudah jadi tergantung selera, merk apa aja. Tapi saya sukanya Kebon Jeruk ini yang sekarang merk SB.
  • Pelengkap: tahu putih, sawi, bihun, mie, seledri, bawang goreng





Bumbu:

  • Bawang putih 2 siung, digeprek
  • Irisan bawang bombay (opsional)
  • Merica
  • Garam




Cara:

  1. Rebus daging yang dipotong kecil-kecil/tulang sapi hingga terasa empuk. Atur api di posisi paling kecil sambil ditutup pancinya. Kira-kira 15 - 30 menit. Bisa ditinggal sambil menyiapkan bahan lain.
  2. Siapkan rebusan sawi, mie, bihun/soun di panci terpisah. Setelah matang, angkat tiriskan.
  3. Setelah daging empuk, masukkan bawang putih yang sudah digeprek juga bawang bombay (tidak usah ditumis) dan bakso yang sudah dipotong 2 garis (vertikal & horizontal). Tunggu sebentar hingga bakso mekar
  4. Tidak lama kemudian masukkan tahu putih yang dipotong kecil.
  5. Masukkan bumbu tambahan: merica dan garam. Klo agak kurang sip bisa tambahan bubuk penyedap, tapi dikiiiit aja. Biasanya sih gak usah juga udah enak banget, karena kaldu sudah didapat dari daging.
  6. Siapkan mangkok, taruh bahan pelengkapnya (sawi, bihun, mie). Tambahkan bakso dan tahu dari panci. Lalu taburkan seledri dan bawang goreng. Hmmmm... makyooos deh. Rasa dan aroma gak kalah lah dengan gerobak bakso abang-abang. Hohoho
Untuk persiapan meal box bekal ke sekolah, tunggu kuah hangat jangan terlalu mendidih jika ingin dimasukkan ke wadah plastik. Tata bahan pelengkap di rak atasnya. Di bagian mangkuk tempatkan bakso, tahu, dan taburan seledri, bawang goreng.

Walau tempatnya lumayan kedap, tapi saya menaruh meal box di tas terpisah dari tas buku sekolah. Untuk menghindari tumpahan dari kuahnya. Pas jam istirahat masih hangat kata anak-anak, jadi cocok juga lah buat bekal sekolah. Praktis juga yang terpenting. Jadi kuahnya udah disiapkan dari semalam. Pagi-pagi tinggal bikin bahan pelengkap aja, sama cemplung-cemplung bakso dan tahunya.

Mudah kan? Selamat mencoba ^__^

Tusuk Gigi Bendera

Masih dalam ke-riweuah-an persiapan sebelum Market Day. Yup, salah satu pernak-pernik yang saya siapkan sebagai aksesoris di makanan di kelas tusuk gigi bendera. Rencananya memang mau ditaruh di atas mini veggie burger. Terinspirasi pencarian di Pinterest yang seperti ini, hohoho... 



Akhirnya saya browsing online harga dan toko yang kemungkinan jual tusuk gigi bendera. Cuma kebanyakan kok bendera luar negeri gitu. Bisa sih dibuat custom, cuma kayaknya partai besar buat di resto-resto atau catering. Kepikirannya nyari gambar rainbow atau veggie

Akhirnya pas gugling, malah nemu DIY-an untuk buat tusuk gigi berbendera yaitu dari solasi bergambar, terinspirasi dari sini. Tadinya malah saya mau buat dari kertas kado rainbow trus ditempel pake double-tape atau lem, tapi kok repot banget. Pas banget nemu tutorial yang sangat memudahkan. Langkah selanjutnya saya browsing solasi gambar rainbow deh. Nemu juga, tapi jauh lokasinya di Bandung, trus harganya kan murah cuma 1500. Jadi bingung deh, kudu beli berapa banyak? Mahalan ongkirnya, udah gitu belum tentu motif masih restock. Ya udah deh, akhirnya jalan ke toko alat tulis langganan di pasar dekat rumah. Nemu gambar polkadot warna-warni (besar & kecil), nemu juga motif jamur, masuk lah tema veggie nya. 

Untuk motif polkadot, saya buat di tusuk gigi kecil. Untuk motif jamur saya buat di tusuk sate (potong 2) kuatir tusuk gigi kekecilan untuk di burger. Tapi akhirnya yang kepake justru yang kecil. Cerah ceria deh. Bahannya cuma tusuk gigi dan solasi warna aja. Tahapan cara nya bisa lihat di pict berikut: 


Gampang kan cara buatnya?? Yeaaay akhirnya jadi juga tusuk gigi bendera. Cuma modal solasi @2000-an rupiah, hihi. Cukup untuk sekitar 30 tusuk gigi.
Selamat mencoba ^____^

March 18, 2015

Stand Market Day

Beberapa pekan jelang Market Day yang jatuh pada bulan Februari di sekolah bocils, saya rempong plus mikirin melulu (lebay :p) karena jadi terpacu browsing ideas di pinterest juga googling tentang tampilan stand display untuk jualan yang unik, plus ide menu sesuai tema yang telah ditentukan masing-masing kelas. Tahun ini kategori penilaiannya juga banyak, jadinya ortu ikutan heboh deh. Mikirin dekor, menu, yel-yel, seragam, hiasan kepala, kekompakan tim, dan atribut lainnya.

Di kelas adik, saya kebagian membuat salah satu olahan makanan berbahan dasar jagung yaitu cornflakes coklat. BIsa dilihat di artikel sebelumnya mengenai cara membuat dan tahapannya. Untuk display tema jagung dokumentasi dari dekat gak ada, padahal lucu & unik banget gaya vintage shabby chic gitu deh. Berikut dokumentasi yang berhasil dijepret.



Di kelas Kakak dengan tema olahan sayur, saya kebagian koordinir tugas para ortu dan stand by ketika hari H. Sedangkan di kelas adik saya ambil peran sebelum hari H. Jadi persiapan untuk Kakak lebih kepada atribut, hiasan kepala (topi koki), dan display stand. Berikut di atas adalah tampilan stand makanan kelas Kakak dan Adik. Untuk kelas Adik temanya jagung banget, bagus, handmade, walau sayang belum menang. Di kelas Kakak tema sayuran, sampai ada display berbagai jenis sayuran asli dan gambar sayur di ranting pohon yang kering. Berikut hasil jepretan yang berhasil didokumentasikan.




Tahun depan saya masih harus berpusing ria dengan tema dan menu makanan Market Day, karena adik TK B. Semoga ada banyak inspirasi baru yang bisa saya adaptasikan, nanti saya share dimari deh ya. See u on next year :)

March 01, 2015

Coklat Cornflakes Ceria

Masih dalam rangka Market Day di sekolahan bocils, berhubung di kelas Adik saya kebagian membuat salah satu olahan makanan. Setelah rapat singkat lanjutan di rumah dengan kedua bunda temannya adik akhirnya disepakati saya kebagian bikin cornflakes coklat. Karena kelas adik bahan dasar utamanya bertemakan jagung. Baiklah saya mencoba buatnya dulu sebelum diperbanyak, kuatir gagal karena perdana nih. Sebenarnya sih mirip dengan cornflakes yang disajikan di stoples klo lebaran, cuma dibuat unik biar bisa dipegang anak-anak jadinya pake stik dan kemasan plastik. Harga jual @4500 dengan modal sekitar 50.000 jadi 45 tusuk yang di display. Sebelumnya jadi 8 tusuk lah pas uji coba di dapur, yang makan ya bocils, hehe.

Yuuuks kita buat cornflakesnya...

Bahan:

- Coklat warna (biru-rasa mint, pink-rasa stroberi, kuning-rasa jeruk, putih) @1/4 kg
- Cornflakes 1/4 kg

Cara:
  1. Siapkan cornflakes dan coklat warna. Pisahkan coklat tiap warna ke wadah stainless.
  2. Masak coklat dengan cara ditim di atas air yang mendidih.
  3. Masukkan cornflakes ke wadah coklat, campur aduk rata. Agar mudah dibentuk, cornflakes dihancurkan dulu.
  4. Diamkan sebentar (bisa dimasukkan ke kulkas) tunggu tekstur menjadi agak keras sehingga mudah direkatkan di stik, saya manual saja dengan tangan & sendok. Jika ingin menggunakan cetakan, masukkan coklat ke cetakan bersama dengan stiknya.
  5. Diamkan di kulkas hingga coklat kembali beku, klo mau cepat bisa masukkan ke dalam freezer. Jika menggunakan cetakan, keluarkan coklat perlahan agar tidak hancur.
  6. Panaskan coklat putih, kemudian masukkan ke plastik gunting ujung plastik agar coklat putih bisa dibentuk menghiasi sekeliling coklat warnanya.
  7. Gulingkan coklat stik ke atas gula butiran berwarna.
  8. Coklat siap dikemas dengan plastik yang agak kaku, dan ikat dengan tali kawat berwarna.


Mudah bukan, bahannya hanya dua item. Coklat warna sisanya pun masih cukup banyak. Lumayan buat stok topping donat atau dibuat cornflakes lagi dengan kemasan cup sesuai permintaan anak-anak, seperti gambar berikut.


Selamat mencoba! ^_^


January 31, 2015

Merawat Kulit Semasa Hamil

Selamat atas kehamilannya! Tentunya bagi seorang perempuan sangat bahagia ketika dinyatakan hamil. Baik pada kehamilan pertama ataupun kehamilan berikutnya. Menjadi calon ibu, atas janin yang dikandungnya. Namun, ketika menjalani proses kehamilan tahap demi tahap ada saja beberapa pengorbanan dan keluhan yang bisa dialami. Mulai dari persoalan asupan makanan seperti rasa mual, soal emosional, perubahan kondisi fisik, gigi yang ngilu, nyeri otot, sampai soal kulit yang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor hormonal. Semua itu wajar saja dan bisa dialami ataupun tidak dialami sama sekali oleh para ibu hamil (bumil).

Namun, perubahan itu harus diatur agar bumil tetap merasa nyaman, sehat, dan terawat. Hal yang perlu diwaspadai adalah keamanan produk yang dikonsumsi. Dalam tulisan ini saya akan membahas soal perawatan kulit semasa hamil. Soal jerawat dari usia remaja sebenarnya sudah menjadi problem saya pribadi, kadang muncul banyak kadang sedikit tergantung kondisi hormonal. Nah, ketika hamil, hal ini semakin mempengaruhi kondisi fisik terutama soal wajah. Tapi karena obat-obatan sangat terbatas untuk digunakan maka perawatan dengan bahan natural menjadi pilihan.

Beberapa produk paket acne series yang sebelumnya rutin saya gunakan, serta merta harus dihentikan ketika mengetahui kabar kehamilan ini. Dari komposisi memang halal dan aman, namun salicylic acid yang ada hampir di tiap komposisi acne series membuat saya tidak yakin untuk terus melanjutkannya. Ketika konsultasi ke DSOG pun beliau hanya menyarankan, tidak usah diobati macam-macam. Nanti setelah melahirkan akan hilang dengan sendirinya. Jadi bersabarlah menunggu 9 bulan. Namun, di masa menyusui pun tetap harus waspada terhadap produk kosmetik yang aman dikonsumsi.

Ilustrasi gambar: from web

  • Untuk kebersihan wajah saya hanya menggunakan sabun zaitun batangan Duru Natural;
  • Penggunaan scrub untuk mengatasi komedo bisa diganti garam dapur;
  • Untuk masker bisa menggunakan satu sendok madu yang dipanaskan, atau bedak dingin, atau irisan buah-buahan (strawberry, lemon, ketimun, pepaya);
  • Bila kulit sangat kering, bisa oleskan minyak zaitun (yang biasa untuk masak, bukan produk kosmetik) atau minyak VCO yang diratakan tipis ke seluruh bagian wajah. Dipakai maksimal 30 menit saja, kemudian dibilas;
  • Jika ada jerawat memerah, bisa ditetes sedikit minyak habbatusauda. Semuanya serba alami, dan bisa diperoleh di dapur. Cuma memang tidak cespleng dan kurang praktis untuk dibawa-bawa berpergian, tapi paling tidak perawatan ini bisa dilakukan di rumah sambil mengerjakan aktivitas lainnya.

Adapun beberapa praktik perawatan kulit wajah semasa hamil yang saya lakukan antara lain:
Dalam menjaga kesehatan kulit semasa hamil, di samping beberapa perawatan di atas, kita juga bisa melakukan hal-hal berikut: 1) banyak konsumsi air putih, minimal dua liter sehari; 2) menggunakan body butter atau minyak zaitun untuk mengurangi stretch mark; 3) mandi 2-3 kali sehari untuk menjaga kebersihan tubuh. Terlebih lagi ketika hamil, biasanya kita akan merasa cenderung lebih panas dan berkeringat; 4) jika kulit terlalu berminyak gunakan bedak tabur, jika kering gunakan bedak padat; 5) menghindari segala produk pemutih.

Adapun dalam penggunaan kosmetik (make-up, parfum, pewangi, lotion, dll) bumil bisa memilih bahan yang relatif aman. Karena keamanan dan kehalalan produk harus menjadi prioritas utama dalam memilih apa yang ingin kita konsumsi sebagai seorang muslimah. Dengan memperhatikan label komposisi produk, mengecek zat-zat berbahaya, merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menggunakan produk kecantikan (dalam kondisi hamil, menyusui, maupun tidak hamil). Semoga dengan begitu kita terhindar dari paparan efek produk yang berimplikasi pada penyakit di kemudian hari. Be smart, be glowing! (*)


*) re-post my article from: mommee.org

Mengatasi Jerawat

Jerawat selalu saja jadi masalah setiap orang terutama wanita, tak terkecuali saya. Hehe. Sejak remaja mulai deh yang namanya jerawat selalu mampir datang dan pergi, pyuuuh! Diobatin macem-macem tetap aja datang tak diundang.

Akhirnya sejak mulai kerja, saya mulai memperhatikan penampilan deh. Direkomendasikan oleh orang kantor juga sebaiknya ke dokter kulit aja. Akhirnya saya menjalani perawatan wajah deh tuh kurang lebih 2 tahun di dr. Inong Kirana, Sp.KK Cililitan. Alhasil, cling! Memang wajah saya bersih, kinclong. Makan obat oral juga dan berbagai pantangan lainnya yang membuat 'merana' hiks. haha. Iyalah karena pastinya ga bisa makan seafood, mengurangi minyak, dan sejumlah pantangan lainnya.

Sejak menikah, saya baru mulai mau kontrol lagi. Tapi suami gak sreg, karena memang antriannya boooow. Pendaftaran aja dari abis shubuh sudah ada yang datang. Udah gitu kudu terapi obat. Akhirnya suami memutuskan untuk gak usah melanjutkan lagi, toh dia juga no problemo, menerima saya apa adanya. Katanya dari dulu saya juga udah jerawatan, hehehe. Selain itu kita juga langsung program untuk kehamilan, jadi pasti obat-obatan yang berhubungan dengan kulit akan kontraproduktif untuk dikonsumsi bumil. Alhamdulillah saya juga langsung hamil setelah 1 bulan menikah :)

Alasan lainnya suami adalah soal keseimbangan hormonal, pastinya jerawat akan berhenti sendiri sesuai perkembangan usia biologis. Mama saya juga dulu begitu sih, berhenti jerawat pas menopause dan badan jadi melar. Hehe. Jadi mungkin itulah kenapa saya gak pernah mengalami masalah berat badan, karena hormon menyeimbangkannya dengan munculnya jerawat, hahay! Begitu juga soal stretch mark yang kerapkali dialami ibu-ibu pasca lahiran, alhamdulillah gak muncul di kulit saya, yeaay alhamdulillah ala kulli hal.

Dalam perkembangannya setelah bertahun-tahun hamil dan menyusui berurutan, kemudian selesai menyapih anak kedua, saya pun tergiur pakai ini itu kosmetik yang diiklankan di sosial media dengan baca referensi dan testimoni juga tentunya. Tapi tetap saja membuat kulit ketergantungan, karena memang sesungguhnya terapi kulit bukanlah penyakit yang cespleng diobatin langsung hilang. Tapi merupakan perawatan yang harus dijaga dengan seimbang, dari luar tubuh melalui aktivitas diri (olahraga) faktor paparan udara, dan kebersihan kulit juga dari dari dalam tubuh, dengan menjaga asupan makanan dan minuman.


Akhirnya ujung-ujungnya saya pilih kosmetik bermerk umum aja deh, yang jelas sumber dan halalnya. Untuk paket pembersih dan penanganan jerawat langsung saya pakai Wardah acne series. Untuk sabun pembersih saya pakai Duru Natural, ini juga ga sengaja nemu pas umroh di Arab. Ada sabun zaitun koq kayaknya bagus, murah lagi harganya cuma 1,95 SR. Di Indonesia ada juga sih yang jual 15 ribu rupiah. Jadinya karena cocok, saya minta bawain Papa sekalian banyak kalau pulang ke Indonesia. Trus untuk masker, kalau lagi males pake yang alami saya pakai bedak dingin Saripohatji. Bedak jadul rekomen teman yang jualan di Instagram. Saya baru dikasih tester padahal 3 bungkus, tapi sampe berbulan-bulan gak abis-abis nih tester. Ini cocok untuk jerawat yang lagi meradang.

Udah deh, perawatan simple aja gak mengandung resiko. Ya kalau jerawat muncul lagi dihadapi aja sebagai takdir. Haha. Toh hal lain banyak yang mesti saya syukuri sebagai anugerah. Makan melulu dan rajin ngemil tapi badan gak melar, kan sesuatu juga buat perempuan. Hihi. Yang terpenting adalah suami ridho dan no problemo, thats the point!

Karena berhubung sekarang lagi hamil anak ke-tiga, saya berhenti dulu deh acne seriesnya. Karena mengandung salicylic acid yang tidak aman bagi bumil. Untuk terapi dan perawatan kulit wajah selama hamil, bisa baca di artikel saya selanjutnya. So, acne = it doesn't a big problem! (*)

Mancing di Saung Mang Adjo

Kegiatan ini sebenarnya tahun 2012 lalu, tapi baru sempat terdokumentasikan. Awalnya kita belum yakin mau pergi, karena menunggu konfirmasi keluarga teman-teman ayah. Tapi jadinya berangkat juga. Tujuannya ke Saung Mang Adjo, Karawang. Kegiatan utama memancing di kolam, makan siang, dan sedikit aktivitas permainan outbond anak-anak.

Seperti biasa, ayah selalu siap dengan perlengkapan memancingnya dan bunda menyiapkan bekal pakaian dan snack untuk anak-anak. Kami berangkat ahad pagi dari rumah nenek, lanjut melalui tol menuju Karawang Barat. Perjalanan lancar tanpa hambatan kemacetan, kami tiba sebelum pukul 12. Parkiran penuh sekali, tampaknya warga daerah sana pun turut menjadikan tempat ini sebagai tujuan rekreasi keluarga. Terlebih lagi di jam makan siang.

Anak-anak langsung tertarik pada arena outbond di sisi paling kanan saung. Kakak (3y) mencoba flying fox jalur yang tidak pendek tapi cukup tinggi untuk anak seusianya (tidak ada pengaman pula), titian tali keseimbangan, dan tali tambang webbing. Adik (2y) mencoba masuk ke gua kepala ikan, papan keseimbangan, ayunan, perosotan, mereka juga naik dayung getek bertiga dengan bunda. Ayah masih fokus mempersiapkan umpan dan joran untuk memancing.

Sebenarnya sih kurang seru ya memancing di kolam, karena pasti dapat ikan, hehe. Tapi tak apalah mengisi liburan yang tak jauh dari kota, pengalaman, sekalian makan siang di saung, dan ternyata tempatnya pun cukup kondusif untuk arena permainan anak. Menu makanan cukup variatif dengan harga terjangkau.

Selesai bermain, kakak dan adik langsung makan di saung tepi kolam sambil menunggu ayah mancing dan bergantian memegang kail dan ikannya. Bunda ngeri juga takut mereka nyemplung kolam, hehe tapi syukurnya mereka hati-hati. Alhamdulillah ayah mendapatkan ikan kurang lebih 3 kg. Setelah semua puas, kegiatan sudah selesai, dan hari semakin sore kami bersiap untuk pulang. Orang-orang juga beranjak pulang, petugas kebersihan langsung merapihkan semua arena, dan tempat mulai sepi.


Ikan mas hasil pancingan semua ditimbang dan dibayar, dahulu harganya tidak terlalu berbeda dengan beli ikan di pasar. Kami beranjak pulang, ikan sebagian kita berikan ke nenek untuk diolah. Cukup menyenangkan bagi anak-anak, dan orang tua yang butuh penyegaran luar kota yang tidak terlalu membutuhkan banyak persiapan dan alokasi waktu untuk menginap. Happy fishing!(*)


*) repost my article from: mommee.org

Oseng Daging Brokoli

Dapat daging qurban tapi bingung mau diolah apa? Padahal freezer sudah tidak memadai untuk simpan banyak bahan makanan beku. Nah, sekarang kita coba cicil masaknya. Menu aslinya saya dapatkan dari aplikasi Sajian Sedap dengan sedikit perubahan dan variasi tambahan, bisa disesuaikan juga dengan selera masing-masing keluarga. Langsung aja yuks…


Bahan:
-    Daging sapi, iris tipis memanjang 250 gr
-    Brokoli 1 bonggol kecil


Bumbu:
-    Bawang putih, 2 siung dicincang kasar
-    Kecap manis 2 sdt
-    Garam ½ sdt
-    Merica bubuk ½ sdt
-    Gula pasir ½ sdt
-    Minyak untuk menumis


Cara:
1.    Rebus daging terlebih dahulu, air secukupnya, api kecil, tutup rapat. Bila sudah ½ matang matikan api.
2.    Siapkan brokoli, potong, cuci bersih, tiriskan.
3.    Panaskan minyak. Tumis bawang putih hingga harum. Masukkan daging sapi dan sedikit air kaldunya dari rebusan sebelumnya. Aduk sampai berubah warna.
4.    Masukkan kecap manis, garam, merica bubuk, gula pasir. Aduk rata.
5.    Masukkan brokoli. Tambahkan lagi sedikit air kaldu, hingga meresap. Bila suka bisa tambahkan minyak wijen atau saus tiram. Aduk rata. Tunggu hingga brokoli ½ matang (jangan terlalu layu). Angkat sajikan hangat.


Mudah bukan? Tidak perlu ngulek, blender bumbu, atau menunggu rebusan daging yang terlalu lama. Selamat mencoba ^^


*) repost my article from: mommee.org

Hello 2015!?

Assalamu'alaikum...


Hai hai, dadah-dadah sambil 'nyapu' (red: beberes blog yang agak berdebu karena lama gak ditengok :p). Huhu. Dah lama gak dilihat-lihat nih 'rumah', karena saya lagi konsentrasi tulisan di 'rumah' yang lain. Yup, web komunitas tampilan baru yang terus melakukan pengembangan.


Beberapa tulisan akan saya copy ke sini juga ya nanti.


Sebenarnya ada beberapa draft tulisan lain dan karena di mobile juga bisa langsung upload tulisan blog dari aplikasi, cuma kayaknya gak puas ngetik di henpon. Halah males aja ini mah, kebanyakan ter-distract dengan buka aplikasi lain :p


Belum lagi ada beberapa 'proyek' tulisan pribadi yang harus selesai sebelum HPL nih. Berlomba dengan waktu, huhu. 27 weeks already, hamil anak ke-tiga :D


Doakan ya temans, semoga semua selesai dengan konsisten & target yang tercapai. yooooosh. Semangaaaat!!!

Wanita Shalihah: Suatu Gelar atas Pencapaian Amal

Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan paling indah ialah wanita shalihah (HR. Muslim)

Bulan Desember lalu, Alhamdulillah diberi kesempatan untuk menghadiri forum dengan pembicara yang sangat lugas, enerjik, dan berwawasan luas (ibu Nurhamidah, Lc). Sebenarnya sih tulisan ini bukan tema intinya, tapi kira-kira apa yang bisa dipetik dari materi tersebut (Uluwwatul Himmah= Keinginan yang Kuat/Cita-Cita) berkaitan dengan tujuan menjadi wanita shalihah.

Mungkin sudah tak asing lagi ya mendengar kata-kata wanita shalihah, buku-buku tentang ini sudah banyak yang menerbitkan, pun lagu dangdut oleh Bang Haji Roma *eeaaa. Sebagian besar muslimah tentunya ingin mencapainya, namun dalam meraih gelar shalihah (SLH) tentu ada pencapaian amal minimal yang harus dilakukan. Hal ini yang kadang ketika dijalankan susah-susah gampang, atau gampang-gampang susah. Phyuuuh! *elap keringet.

Di awali dengan penciptaan seorang hamba di dunia, tentunya untuk beribadah dengan pencapaian cita-cita tertinggi yaitu sebagai syuhada, bukan hanya husnul khotimah. Karena gelar syuhada pun harus diniatkan hingga tertulis dalam catatan malaikat Rakib tentunya. Walau mungkin seperti panglima perang terdahulu yang tidak gugur di medan perang, wafat di tempat tidur pun tapi niat syuhada senantiasa terpatri dalam diri, maka insya Allah tetap menjadikannya seorang syuhada. Ibu Nurhamidah pun pernah menanyakan soal cita-cita tertinggi ini pada anak-anak kecil yang rutin berkunjung ke rumahnya. Masya Allah cita-citanya bikin merinding euy. Visi jelas, misi juga terbayang dan semua ada kata-kata syahidnya.

Jalan menuju cita-cita (himmah) akhir akan seperti apa, tentu tergantung kiprah kita masing-masing. Nah titik tekan dalam hal ini adalah grand design yang disiapkan dalam bingkai dua kata tersebut: WANITA dan SHALIHAH. Dimulai dengan membiasakan diri dengan kebaikan-kebaikan, dan siap ketika KAPAN (qodho) datang dan merancang BAGAIMANA (qadr) keadaannya. Jadi membicarakan hari akhir itu penuh dengan visi dan semangat bukan menjadi suatu ketakutan. Berikut gambaran peran dan status muslimah, dari sisi tanggungjawabnya.

WANITA
(simbol sex & gender)
SHALIHAH
(gelar)
Sumur
Suci dan bersih
Berkontribusi dalam berbagai hal amal shalih.
Beramal shalih di mata Allah (QS:22:77)
Berbuat baik kepada siapapun dengan bersama-sama (QS:4:36).
Kasur
Suami dan anak
Dapur
Halal dan baik (thoyyibann)

Menjalankan peran sebagai WANITA diidentikkan dengan 3 hal di atas: sumur, kasur, dan dapur. Tapi bukan seperti pembahasan tema-tema keperempuanan pada umumnya, bu Nurhamidah menjelaskannya bahwa 3 tempat itu merupakan simbol.

Sumur: bukan terbatas pada perempuan harus nyuci. Lah yang nyuci kan jaman sekarang mesin cuci tinggal tekan tombol :p. Tapi lebih daripada itu adalah mengenai tanggung jawab kesucian dan kebersihan. Fiqh bab thaharah salah sataunya harus diketahui setiap muslimah, dari soal air, darah, najis, dan adab lainnya. Terkait juga soal kebersihan dan kesucian rumah dan isinya (anak-anak). Jangan sampai anak kita buang air berdiri dan malah ke selokan di luar rumah (seperti fenomena anak tetangga yang pernah saya lihat, hiks). Kebersihan pakaian dari ompol misal, mengajar anak istinja, persiapan masa akhil baligh, dll.

Kasur: bukan juga terbatas pada soal kebutuhan biologis, tapi simbol ini terkait harga diri suami dan pendidikan kepada anak-anak. Menjaga rahasia dan harta sebagai amanah suami, mendidik dan memelihara anak-anak titipan Allah yang kelak akan dipertanggungjawabkan.

Dapur: bukan juga soal masak dan perabotan rumah tangga. Tapi simbol ini terkait dengan memastikan tiap makanan yang masuk kepada seluruh anggota keluarga terutama anak-anak berasal dari sumber penghasilan dan bahan yang halal dan baik. Karena semua itu akan menjadi darah dan daging hingga kelak mereka dewasa.

Terkait gelar SHALIHAH, ini didapat dengan praktik (amalan) yang shalih. Sebagaimana gelar dokter gigi, kalau ada gelar saja tapi belum pernah praktik periksa gigi pasien, ya gimana atuh mana dipercaya. Jadi menjadi shalihah adalah dengan cara memperbanyak amalan shalih. Sebagai wanita bisa saja kita berkiprah di bidang pendidikan, di masyarakat-ummat, keahlian dan wawasan di bidang tertentu (syariah, ilmu dunia), dsb. Inilah yang menjadi poin tambahan untuk mendapatkan gelar tersebut. Memperbanyak berbuat baik dengan memilih amalan unggulan yang bisa mendapat poin di mata Allah. Seperti apa desain dan pilihannya semua tergantung kita, mau beramal shalih seperti apa. Banyak contoh yang bisa diambil oleh para shahabiyah, Aisyah yang hafal ribuan hadits, hafshah yang mengarsipkan Qur’an, Shafiyyah bibi Rasul yang berani di medan perang, dan banyak contoh lainnya tokoh muslimah masa kini yang memiliki amal shalih yang juga jariyah.

Semoga kita bisa merancang desain meraih cita-cita tertinggi, melalui amalan shalih, yang menambah pahala kebaikan sebagai bekal diri. Aamiin (*)