Hari ini 5 Mei 2013, saya diajarkan oleh murid ngaji saya keterampilan sulam pita. Memang tak asing kan, sekarang kerudung bahan jilbab paris banyak yang bersulam pita. Jika polos harganya dari 10-20 ribu. Jika bersulam harganya bisa lebih dari 50 ribu.
Tentunya sudah lama sekali saya tak pegang jarung sulam. Terakhir kayaknya SMP deh pas nyulam pakai benang sulam bikin taplak meja dan saputangan. Terus dilanjut di rumah bikin kerajinan kain strimin yang tak kunjung selesai hingga kini. Kayaknya saya memang tak bakat memegang jarum. Nah, sekarang harus ketemu lagi dengan si jarum sulam tapi benangnya diisi pita kain.
Awalnya kami inisiatif untuk variasi program ngaji dengan sharing keterampilan, supaya tambah wawasan kan. Karena ilmu bisa datang dari mana aja, dan ibadah dalam Islam tak sekadar ibadah sholat, puasa, zakat, haji. Tapi semua aktivitas yang baik dan ditujukan untuk niat karena Allah bisa dihitung pahala di sisi Allah. Jadilah kami mengambil keterampilan sulam untuk awalan. Hal ini dikarenakan teman kita (Ita) kerudung parisnya sulam pita semua, cantik nian dan ternyata dia sulam sendiri. Kalau ditotal bisa 3 jam sehari. Cepat sekali, rapih, tampak seperti produk yang dipajang tenant di butik hijabers. Tentunya kita mau tau kan caranya, walau untuk menyelesaikannya bisa kapan-kapan. hehehe namanya juga emak-emak urusan sehari-hari aja udah rempong.
Nah karena gak ada persiapan bahan, jadinya kerudung Bu Yuli jadi 'korban', hihi. ternyata rumit nian. Ita nulis polanya dulu pakai karbon (nah barang ini juga lama sekali saya tak lihat), simbol bunganya banyak. Hanya orang-orang yang paham deh yang ngerti cara nyulamnya. Saya benar-benar kaku nih pakai benang. Akhirnya setelah coba beberapa tips dan bentuk bunga, pekan depan kita persiapkan lagi satu pindanaan satu orang, jadi membuat bross/sapu tangan.
Tanggal 12 Mei 2013 kami kembali mengerjakan sulam pita, alhamdulillah sedikit lebih lancar. Kerudung lama bu Yuli menjadi 'korban' percobaan lagi hehe. Akhirnya jadi juga setelah saya selesaikan berhari-hari di rumah. Saya juga sekalian minta tolong gambarkan pola bunga untuk 2 jilbab paris saya yang polos, nanti bertekad menuntaskan sendiri. Walau sedikit lupa-lupa caranya alhamdulillah jadi juga tuh 2 kerudung paris bersulam pita dari hasil tangan sendiri, yeaaay.
Jadi intinya sih, setiap perempuan tuh punya keahlian yang dimiliki dan bisa dikembangan untuk menghasilkan uang. haha. Ini salah satu langkah mompreneur loh, karena kerja kantoran di luar rumah tak semua perempuan bisa menjalaninya. Sebut saja banyak kok orang yang berbisnis dan akhirnya omsetnya banyak tanpa meninggalkan rumah. Asal ada niat dan kemauan, pasti ada jalan. Tapi buat saya kayaknya this is not my passion deh. haha nyerah duluan. Nanti aja deh menjahit untuk keperluan bocils aja seperti popok clodi, atau baju anak-anak. Padahal dulu waktu SD saya iseng-iseng jualan ke teman-teman kunciran rambut dari kain perca yang saya jahit sendiri. Tapi sekarang kayaknya mendingan di depan kompor dari pada di depan mesin jahit. (*)
No comments:
Post a Comment